WHAT'S NEW?
Loading...

METODE KONSTRUKSI

Metode Konstruksi adalah cara atau metode teknis yang diterapkan didalam pelaksanaan pekerjaan proyek, dengan tujuan  agar pelaksanaan pekerjaan bisa berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan perencanaan
Dalam kaitan mengenai metode kontruksi, pada bagian ini akan dijelaskan  metode konstruksi yang akan dipakai pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Pertokoan Dua Lantai, yakni pada struktur bangunan bagian atas (Upper Structure) yang akan membahas antara lain pengecekan, pekerjaan kolom, balok dan plat. Berikut ini akan dibahas mengenai pelaksanaan Proyek Pembangunan Pertokoan Dua Lantai.
1.      Metode Pekerjaan Pondasi
Pondasi yang digunakan untuk menyangga bangunan pertokoan dua lantai ini adalah pondasi telapak. Pondasi jenis ini dipilih karena bangunan direncanakan dibangun di kota Malang yang mana pada umumnya memiliki kondisi tanah yang stabil.

a.       Metode konstruksi yang digunakan dalam pekerjaan pondasi telapak adalah:
1.      Pengukuran
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, dilaksanakan pekerjaan pengukuran terlebih dahulu untuk menentukan titik-titik as pondasi sesuai dengan gambar rencana. Melalui titik-titik yang sudah ada pada bowplank, diberi cat merah dan paku dengan jarak/ dilebihi 1cm tujuannya untuk menaruh benang. Setelah itu ambil unting-unting jatuhkan ketanah sebagai titik pindah as pondasi. Dari titik tersebut baru diukur galian pondasi baru diadakan penggalian pondasi.
2.      Penggalian
Pekerjaan galian pondasi telapak dilakukan dengan menggunakan cara manual. Kedalaman pekerjaan galian pondasi telapak dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan kondisi lapangan (sesuai daya dukung tanah yang disyaratkan dalam RKS). Jika tinggi MAT  tertinggi melebihi dasar pondasi, maka dalam pelaksanaan pemasangan pondasi diadakan pengeringan air dengan cara dipompa.
3.      Pembuatan Lantai Kerja
Sebelum dilakukan pembuatan lantai kerja, terlebih dahulu dilakukan perbaikan tanah dengan cara mengurug tanah dengan pasir setebal 15-20 cm. Pasir disiram dengan air sampai kondisi pasir jenuh untuk mendapatkan hasil yang baik. Air yang meresap kebawah membangkitkan daya hisap pada lapisan tanah. Bilamana terjadi lekukan-lekukan pada permukaan tanah harus ditambah pasir lalu disiram lagi. Ini dilakukan terus sampai diperoleh permukaan pasir yang datar. Setelah diperoleh lapisan dasar yang padat dilakukan pengecoran untuk lantai kerja. Lantai kerja terbuat dari beton tumbuk dengan perbandingan 1 : 3 : 5, dengan tebal 5 cm. Fungsi lantai kerja adalah untuk mempermudah pekerjaan agar pada waktu pemasangan pembesian, besi tidak kotor dan diperoleh permukaan dasar yang rata.
4.      Pemasangan Bekisting
Bekesting baru dipasang setelah lantai kerja mongering. Bentuk dan ukuran bekesting pondasi disesuaikan dengan gambar rencana. Pemasangan bekesting dilakukan keliling pondasi.
5.      Pemasangan Tulangan
Pembuatan tulangan dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang terdapat pada gambar kerja. Kegiatan ini dilaksanakan di bengkel kerja, sebelum kegiatan pengecoran dilakukan. Rangkaian tulangan baja yang telah selesai dibuat dapat dipasang ke dalam bekesting sesuai dengan gambar rencana. Perangkaian tulangan dimulai dengan perangkaian tulangan pondasi kemudian langsung dilanjutkan dengan tulangan kolom
6.      Pengecoran Beton
Pengecoran beton dilakukan dengan mutu fc’ = 25 Mpa. Beton yang dipakai adalah beton siap pakai ready mix, untuk mendapatkan mutu beton sesuai dengan perencanaan. Agar hasil dapat dipertanggung jawabkan sebelum pengecoran diambil beebrapa sampel untuk diuji mutunya. Untuk memperoleh hasil yang baik, beton ini dipadatkan dengan alat penggetar yang disebut juga vibrator.
7.      Pelepasan Bekisting
Setelah pengecoran berumur sehari dilakukan penyiraman pada lantai pondasi atau digenang air untuk menambah pengikatan pada beton. Apabila dinilai beton sudah mencapai kekuatan yang cukup, maka bekesting dapat dilepas setelah mendapat persetujuan dari dewan direksi.
b.      Pasangan Pondasi Batu Kali
1.      Pasangan pondasi batu kali berfungsi untuk pendukung tembok dan kopel (landasan kopel) dengan campuran 1 : 4 atau 1 : 2 : 3 atau jika untuk kedap air dibuat 1 : 1 : 1. Sebelum pasangan batu kali terdapat astampeng, adapun bahan dari astampeng yaitu batu kali yang besar, dipasang berdiri dengan posisi yang lancip berada di bawah. Dimaksudkan agar bisa menancap ke tanah (mengurangi gaya geser pasir), kemudian diurug dengan pasir urug. Untuk mencapai kepadatan pasir urug terhadap pasangan batu astampeng maka harus dilakukan penggenangan air agar pasir urug bisa masuk ke celah-celah susunn batu dengan sempurna.
2.      Pemasangan sloof, kopel, kolom praktis
Fungsi sloof untuk meratakan baban dari atas ke pondasi dengan tulangan pokok 4 D 8 dengan sengkang D 8 – 100 mm. Setelah pemasangan bekesting dilanjutkan  perangkaian tulangan sloof dan rangkaian tulangan kolom praktis terakhir pengecoran.kolom praktis berfungsi sebagai pengaku pasangan tembok ½ batu dengan ketentuan setiap luasan tembok mak≥12m. Jarak antara tulangan dan bekesting 1,5 cm.

2.      Metode Pekerjaan Kolom
Untuk pelaksanaan pekerjaan kolom tidak harus menunggu bekesting pondasi dilepas. Kolom yang digunakan dalam konstruksi bangunan Gudang Beras Dua Lantai. Ukuran kolom yang digunakan adalah kolom 40/60 dengan tulangan pokok 8 D 25 mm dan tulangan sengkang D 8 – 300 mm.
Metode kontruksi yang digunakan dalam pekerjaan kolom adalah:
a.       Pemasangan tulangan
Penulangan kolom dirangkai menjadi satu dengan penulangan pondsai telapak. Perangkaian tulangan kolom dilakukan di lokasi pemasangan yaitu dirangkai ditempat yang akan dilakukan pengecoran.
Dilakukan sedikitnya dua orang tukang besi untuk satu sub pekerjaan pembesian. Satu sebagai pemotong yang lain sebagai pemasok besi-besi yang akan dipotong.
Di dalam pelaksanaan pekerjaan penulangan, mandor atau tukang harus mengikuti shop drawing yang telah dibuat, khususnya pada ukuran panjang potongan dan dimensi pembengkokan tulangan pokok dan sengkang. Proses penulangan diawali dengan pemilihan jenis dan dimensi tulangan yang akan dipakai, pengukuran panjang kebutuhan tulangan, pemotongan dan pembengkokan tulangan. Agar tidak tumpang tindih dalam pelaksanaan, pekerjaan penulangan sengkang dan tulangan pokok dilakukan bergantian atau dikerjakan tukang yang berbeda-beda.
b.      Pemasangan Bekesting
Setelah tulangan terangkai sesuai dengan gambar kerja, maka dilakukan pemasangan bekesting. Bekesting yang terpasang harus tegak lurus terhadap lantai karena akan sangat mempengaruhi hasil pengecoran yang akan dilakuka
c.         Pengecoran
Pengecoran dilakukan setelah semua bekesting dan tulangan kolom terangkai. Beton yang digunakan adalah beton siap pakai dengan mutu beton  fc’ =  25 Mpa. Penuangan beton harus dikerjakan dengan cepat dan diusahakan tidak terjadi penghentian sebelum pengecoran selesai. Karena pengecoran menggunakan beton ready mix, maka waktu suplai harus diperhatikan karena berkaitan dengan umur beton tersebut. Dimana pada umur 4 jam beton sudah tidak dapat dipakai untuk membuat struktur. Hal ini disebabkan pada umur tersebut beton sudah mulai mengeras, sehingga apabila dituangkan kedalam cetakan akan menghasilkan beton yang tidak standar. Untuk itu perlu dilakukan uji slump agar diketahui kekentalan dari beton yang akan digunakan. Pengecoran kolom dilakukan sampai muka tanah.
d.      Perawatan
Ketika beton mulai terjadi pengikatan, perlu dilakukan perawatan. Perawatan beton ini berfungsi untuk : (1) menghindari kehilangan zat cair yang banyak pada jam – jam awal  dari pengerasan, (2) menghindari banyaknya penguapan air dari beton pengerasan hari pertama, dan (3) menghindari perbedaan temperatur dalam beton yang dapat mengakibatkan keretakan pada beton.
Perawatan beton dilakukan dengan cara penyiraman permukaan beton dengan air selama 3 x 24 jam berturut-turut.
e.       Pembongkaran Bekesting
Pembongkaran bekesting dilakukan apabila beton dinilai sudah mencapai kekuatan yang maksimal yaitu 28 hari. Bekesting dapat dilepas setelah mendapat persetujuan dari dewan direksi. Jika semua sudah selesai maka diadakan pengurugan tanah dengan pemadatan tiap 30 cm.

3.      Metode Pekerjaan Balok
Balok yang digunakan dalam konstruksi bangunan Gudang Beras Dua Lantai ini adalah balok dari beton bertulang. Ukuran balok induk yang dikerjakan adalah 35/60 dengan tulangan pokok 4 D20 mm dan tulangan sengkang D 10 -200 mm, sedangkan balok anak yang dikerjakan berukuran 25/30 dengan tulangan pokok 5 D 16 dan tulangan sengkang D 8 – 200 mm.
Metode kontruksi yang digunakan dalam pkerjaan balok adalah
a.       Pengukuran
Langkah pertama yang dilakukan dalam pekerjaan balok ini adalah pengukuran untuk menentukan posisi rel–rel yang akan digunakan sebagai patokan pemasangan perancah–perancah balok dan bekesting balok.
b.      Pemasangan Bekesting
Setelah semua rel yang dibutuhkan sudah terpasang, maka dilakukan pemasangan perancah–perancah bekesting. Perancah untuk bekesting menggunakan kayu meranti 5/7 dengan jarak antar tiang perancah 50 cm, sedangkan bekesting balok menggunakan papan kayu 2/20.
c.       Pemasangan Tulangan
Setelah bekesting balok dan plat terpasang, maka pemasangan tulangan balok dapat dilaksanakan. Pembentukan tulangan balok dilakukan di bengkel kerja dengan pengawasan mandor besi. Perangkaian tulangan balok dilakukan diatas bekesting balok terlebih dahulu. Setelah seluruh tulangan balok dalam satu lantai, baru dilakukan penurunan atau penyetelan tulangan.
d.      Pengecoran
Pengecoran dilakukan setelah semua bekesting dan tulangan balok dan palat terangkai. Beton yang digunakan adalah beton siap pakai atau ready mix dengan mutu beton fc’= 25 Mpa. Penuangan beton harus dikerjakan dengan cepat dan diusahakan tidak terjadi penghentian sebelum pengecoran selasai. Karena pengecoran menggunakan beton ready mix, maka waktu suplay harus diperhatikan karena berkaitan dengan umur beton tersebut. Dimana pada umur 4 jam beton sudah tidak dapat dipakai untuk membuat struktur. Hal ini disebabkan pada umur tersebut beton sudah mulai mengeras sehingga apabila dituangkan ke dalam cetakan akan menghasilkan beton yang tidak standar. Untuk itu perlu dilakukan uji slump agar diketahui kekentalan dari beton yang akan digunakan.
e.       Perawatan
Ketika beton mulai terjadi pengikatan, perlu dilakukan perawatan yang berfungsi sebagai: (1) menghindari kehilangan zat cair yang banyak pada jam – jam awal dari pengerasan, (2) menghindari banyaknya penguapan air dari beton pengerasan hari pertama, dan (3) menghindari perbedaan temperatur dalam beton yang dapat mengakibatkan keretakan pada beton.
Perawatan beton dilakukan dengan cara penyiraman permukaan beton dengan air selama 3 x 24 jam berturut – turut.
f.       Pembongkaran Bekesting
Pembongkaran bekesting dilakukan apabila beton dinilai sudah mencapai kekuatan yang maksimal yaitu 28 hari. Bekesting dapat dilepas setelah mendapat persetujuan dari dewan direksi.



Hsebelum proyek dikerjakan perlu adanya tahap-tahap pengelolaan proyek yang meliputi tahap perencanaan, tahap penjadwalan, dan tahap pengkoordinasian. Dari ketiga tahapan ini, tahap perencanaan dan penjadwalan adalah tahap yang paling menentukan berhasil/tidaknya suatu proyek, karena penjadwalan adalah tahap ketergantungan antar aktivitas yang membangun proyek secara keseluruhan. Penjadwalan sendiri harus disusun secara sistematis dengan penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien agar tujuan proyek bisa tercapai secara optimal. Pemecahan masalah penjadwalan yang baik dari suatu proyek merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pelaksanaan proyek untuk selesai tepat pada waktunya yang merupakan tujuan pokok dan utama, baik bagi kontraktor maupun pemiliknya.

0 komentar:

Posting Komentar