Metode Konstruksi adalah cara atau
metode teknis yang diterapkan didalam pelaksanaan pekerjaan proyek, dengan
tujuan agar pelaksanaan pekerjaan bisa
berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan perencanaan
Dalam kaitan mengenai metode kontruksi, pada
bagian ini akan dijelaskan metode
konstruksi yang akan dipakai pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Pertokoan Dua
Lantai, yakni pada struktur bangunan bagian atas (Upper Structure) yang akan
membahas antara lain pengecekan, pekerjaan kolom, balok dan plat. Berikut ini
akan dibahas mengenai pelaksanaan Proyek Pembangunan Pertokoan Dua Lantai.
1.
Metode Pekerjaan Pondasi
Pondasi yang digunakan untuk menyangga
bangunan pertokoan dua lantai ini adalah pondasi telapak. Pondasi jenis ini
dipilih karena bangunan direncanakan dibangun di kota Malang yang mana pada
umumnya memiliki kondisi tanah yang stabil.
a.
Metode konstruksi yang digunakan dalam pekerjaan pondasi telapak adalah:
1.
Pengukuran
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi,
dilaksanakan pekerjaan pengukuran terlebih dahulu untuk menentukan titik-titik
as pondasi sesuai dengan gambar rencana. Melalui titik-titik yang sudah ada
pada bowplank, diberi cat merah dan paku dengan jarak/ dilebihi 1cm tujuannya
untuk menaruh benang. Setelah itu ambil unting-unting jatuhkan ketanah sebagai
titik pindah as pondasi. Dari titik tersebut baru diukur galian pondasi baru
diadakan penggalian pondasi.
2.
Penggalian
Pekerjaan galian pondasi telapak
dilakukan dengan menggunakan cara manual. Kedalaman pekerjaan galian pondasi
telapak dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan kondisi lapangan (sesuai
daya dukung tanah yang disyaratkan dalam RKS). Jika tinggi MAT tertinggi melebihi dasar pondasi, maka dalam
pelaksanaan pemasangan pondasi diadakan pengeringan air dengan cara dipompa.
3.
Pembuatan Lantai Kerja
Sebelum dilakukan pembuatan lantai
kerja, terlebih dahulu dilakukan perbaikan tanah dengan cara mengurug tanah
dengan pasir setebal 15-20 cm. Pasir disiram dengan air sampai kondisi pasir
jenuh untuk mendapatkan hasil yang baik. Air yang meresap kebawah membangkitkan
daya hisap pada lapisan tanah. Bilamana terjadi lekukan-lekukan pada permukaan
tanah harus ditambah pasir lalu disiram lagi. Ini dilakukan terus sampai
diperoleh permukaan pasir yang datar. Setelah diperoleh lapisan dasar yang
padat dilakukan pengecoran untuk lantai kerja. Lantai kerja terbuat dari beton
tumbuk dengan perbandingan 1 : 3 : 5, dengan tebal 5 cm. Fungsi lantai kerja
adalah untuk mempermudah pekerjaan agar pada waktu pemasangan pembesian, besi
tidak kotor dan diperoleh permukaan dasar yang rata.
4.
Pemasangan Bekisting
Bekesting baru dipasang setelah lantai
kerja mongering. Bentuk dan ukuran bekesting pondasi disesuaikan dengan gambar
rencana. Pemasangan bekesting dilakukan keliling pondasi.
5.
Pemasangan Tulangan
Pembuatan tulangan dilaksanakan sesuai
dengan ukuran yang terdapat pada gambar kerja. Kegiatan ini dilaksanakan di
bengkel kerja, sebelum kegiatan pengecoran dilakukan. Rangkaian tulangan baja
yang telah selesai dibuat dapat dipasang ke dalam bekesting sesuai dengan
gambar rencana. Perangkaian tulangan dimulai dengan perangkaian tulangan
pondasi kemudian langsung dilanjutkan dengan tulangan kolom
6.
Pengecoran Beton
Pengecoran beton dilakukan dengan mutu
fc’ = 25 Mpa. Beton yang dipakai adalah beton siap pakai ready mix, untuk
mendapatkan mutu beton sesuai dengan perencanaan. Agar hasil dapat
dipertanggung jawabkan sebelum pengecoran diambil beebrapa sampel untuk diuji
mutunya. Untuk memperoleh hasil yang baik, beton ini dipadatkan dengan alat
penggetar yang disebut juga vibrator.
7.
Pelepasan Bekisting
Setelah pengecoran berumur sehari
dilakukan penyiraman pada lantai pondasi atau digenang air untuk menambah
pengikatan pada beton. Apabila dinilai beton sudah mencapai kekuatan yang
cukup, maka bekesting dapat dilepas setelah mendapat persetujuan dari dewan
direksi.
b.
Pasangan Pondasi Batu Kali
1.
Pasangan pondasi batu kali berfungsi untuk pendukung tembok dan kopel
(landasan kopel) dengan campuran 1 : 4 atau 1 : 2 : 3 atau jika untuk kedap air
dibuat 1 : 1 : 1. Sebelum pasangan batu kali terdapat astampeng, adapun bahan
dari astampeng yaitu batu kali yang besar, dipasang berdiri dengan posisi yang
lancip berada di bawah. Dimaksudkan agar bisa menancap ke tanah (mengurangi
gaya geser pasir), kemudian diurug dengan pasir urug. Untuk mencapai kepadatan
pasir urug terhadap pasangan batu astampeng maka harus dilakukan penggenangan
air agar pasir urug bisa masuk ke celah-celah susunn batu dengan sempurna.
2.
Pemasangan sloof, kopel, kolom praktis
Fungsi sloof untuk meratakan baban dari
atas ke pondasi dengan tulangan pokok 4 D 8 dengan sengkang D 8 – 100 mm.
Setelah pemasangan bekesting dilanjutkan
perangkaian tulangan sloof dan rangkaian tulangan kolom praktis terakhir
pengecoran.kolom praktis berfungsi sebagai pengaku pasangan tembok ½ batu
dengan ketentuan setiap luasan tembok mak≥12m. Jarak antara tulangan dan
bekesting 1,5 cm.
2.
Metode Pekerjaan Kolom
Untuk pelaksanaan pekerjaan kolom tidak
harus menunggu bekesting pondasi dilepas. Kolom yang digunakan dalam konstruksi
bangunan Gudang Beras Dua Lantai. Ukuran kolom yang digunakan adalah kolom
40/60 dengan tulangan pokok 8 D 25 mm dan tulangan sengkang D 8 – 300 mm.
Metode kontruksi yang digunakan dalam
pekerjaan kolom adalah:
a.
Pemasangan tulangan
Penulangan kolom dirangkai menjadi satu
dengan penulangan pondsai telapak. Perangkaian tulangan kolom dilakukan di
lokasi pemasangan yaitu dirangkai ditempat yang akan dilakukan pengecoran.
Dilakukan sedikitnya dua orang tukang
besi untuk satu sub pekerjaan pembesian. Satu sebagai pemotong yang lain
sebagai pemasok besi-besi yang akan dipotong.
Di dalam pelaksanaan pekerjaan
penulangan, mandor atau tukang harus mengikuti shop drawing yang telah dibuat,
khususnya pada ukuran panjang potongan dan dimensi pembengkokan tulangan pokok
dan sengkang. Proses penulangan diawali dengan pemilihan jenis dan dimensi
tulangan yang akan dipakai, pengukuran panjang kebutuhan tulangan, pemotongan dan
pembengkokan tulangan. Agar tidak tumpang tindih dalam pelaksanaan, pekerjaan
penulangan sengkang dan tulangan pokok dilakukan bergantian atau dikerjakan
tukang yang berbeda-beda.
b.
Pemasangan Bekesting
Setelah tulangan terangkai sesuai dengan
gambar kerja, maka dilakukan pemasangan bekesting. Bekesting yang terpasang
harus tegak lurus terhadap lantai karena akan sangat mempengaruhi hasil
pengecoran yang akan dilakuka
c. Pengecoran
Pengecoran dilakukan setelah semua
bekesting dan tulangan kolom terangkai. Beton yang digunakan adalah beton siap
pakai dengan mutu beton fc’ = 25 Mpa. Penuangan beton harus dikerjakan
dengan cepat dan diusahakan tidak terjadi penghentian sebelum pengecoran
selesai. Karena pengecoran menggunakan beton ready mix, maka waktu suplai harus
diperhatikan karena berkaitan dengan umur beton tersebut. Dimana pada umur 4
jam beton sudah tidak dapat dipakai untuk membuat struktur. Hal ini disebabkan
pada umur tersebut beton sudah mulai mengeras, sehingga apabila dituangkan kedalam
cetakan akan menghasilkan beton yang tidak standar. Untuk itu perlu dilakukan
uji slump agar diketahui kekentalan dari beton yang akan digunakan. Pengecoran
kolom dilakukan sampai muka tanah.
d.
Perawatan
Ketika beton mulai terjadi pengikatan,
perlu dilakukan perawatan. Perawatan beton ini berfungsi untuk : (1)
menghindari kehilangan zat cair yang banyak pada jam – jam awal dari pengerasan, (2) menghindari banyaknya
penguapan air dari beton pengerasan hari pertama, dan (3) menghindari perbedaan
temperatur dalam beton yang dapat mengakibatkan keretakan pada beton.
Perawatan beton dilakukan dengan cara
penyiraman permukaan beton dengan air selama 3 x 24 jam berturut-turut.
e.
Pembongkaran Bekesting
Pembongkaran bekesting dilakukan apabila
beton dinilai sudah mencapai kekuatan yang maksimal yaitu 28 hari. Bekesting
dapat dilepas setelah mendapat persetujuan dari dewan direksi. Jika semua sudah
selesai maka diadakan pengurugan tanah dengan pemadatan tiap 30 cm.
3.
Metode Pekerjaan Balok
Balok yang digunakan dalam konstruksi
bangunan Gudang Beras Dua Lantai ini adalah balok dari beton bertulang. Ukuran
balok induk yang dikerjakan adalah 35/60 dengan tulangan pokok 4 D20 mm dan
tulangan sengkang D 10 -200 mm, sedangkan balok anak yang dikerjakan berukuran
25/30 dengan tulangan pokok 5 D 16 dan tulangan sengkang D 8 – 200 mm.
Metode kontruksi yang digunakan dalam
pkerjaan balok adalah
a.
Pengukuran
Langkah pertama yang dilakukan dalam
pekerjaan balok ini adalah pengukuran untuk menentukan posisi rel–rel yang akan
digunakan sebagai patokan pemasangan perancah–perancah balok dan bekesting
balok.
b.
Pemasangan Bekesting
Setelah semua rel yang dibutuhkan sudah
terpasang, maka dilakukan pemasangan perancah–perancah bekesting. Perancah untuk
bekesting menggunakan kayu meranti 5/7 dengan jarak antar tiang perancah 50 cm,
sedangkan bekesting balok menggunakan papan kayu 2/20.
c.
Pemasangan Tulangan
Setelah bekesting balok dan plat
terpasang, maka pemasangan tulangan balok dapat dilaksanakan. Pembentukan
tulangan balok dilakukan di bengkel kerja dengan pengawasan mandor besi.
Perangkaian tulangan balok dilakukan diatas bekesting balok terlebih dahulu.
Setelah seluruh tulangan balok dalam satu lantai, baru dilakukan penurunan atau
penyetelan tulangan.
d.
Pengecoran
Pengecoran dilakukan setelah semua
bekesting dan tulangan balok dan palat terangkai. Beton yang digunakan adalah
beton siap pakai atau ready mix dengan mutu beton fc’= 25 Mpa. Penuangan beton
harus dikerjakan dengan cepat dan diusahakan tidak terjadi penghentian sebelum
pengecoran selasai. Karena pengecoran menggunakan beton ready mix, maka waktu
suplay harus diperhatikan karena berkaitan dengan umur beton tersebut. Dimana
pada umur 4 jam beton sudah tidak dapat dipakai untuk membuat struktur. Hal ini
disebabkan pada umur tersebut beton sudah mulai mengeras sehingga apabila
dituangkan ke dalam cetakan akan menghasilkan beton yang tidak standar. Untuk
itu perlu dilakukan uji slump agar diketahui kekentalan dari beton yang akan
digunakan.
e.
Perawatan
Ketika beton mulai terjadi pengikatan,
perlu dilakukan perawatan yang berfungsi sebagai: (1) menghindari kehilangan
zat cair yang banyak pada jam – jam awal dari pengerasan, (2) menghindari
banyaknya penguapan air dari beton pengerasan hari pertama, dan (3) menghindari
perbedaan temperatur dalam beton yang dapat mengakibatkan keretakan pada beton.
Perawatan beton dilakukan dengan cara
penyiraman permukaan beton dengan air selama 3 x 24 jam berturut – turut.
f.
Pembongkaran Bekesting
Pembongkaran bekesting dilakukan apabila
beton dinilai sudah mencapai kekuatan yang maksimal yaitu 28 hari. Bekesting
dapat dilepas setelah mendapat persetujuan dari dewan direksi.
Hsebelum proyek
dikerjakan perlu adanya tahap-tahap pengelolaan proyek yang meliputi tahap
perencanaan, tahap penjadwalan, dan tahap pengkoordinasian. Dari ketiga tahapan
ini, tahap perencanaan dan penjadwalan adalah tahap yang paling menentukan
berhasil/tidaknya suatu proyek, karena penjadwalan adalah tahap ketergantungan
antar aktivitas yang membangun proyek secara keseluruhan. Penjadwalan sendiri
harus disusun secara sistematis dengan penggunaan sumber daya secara efektif
dan efisien agar tujuan proyek bisa tercapai secara optimal. Pemecahan masalah
penjadwalan yang baik dari suatu proyek merupakan salah satu faktor
keberhasilan dalam pelaksanaan proyek untuk selesai tepat pada waktunya yang
merupakan tujuan pokok dan utama, baik bagi kontraktor maupun pemiliknya.
0 komentar:
Posting Komentar